Hanya
beberapa hari Muhammad berada di Madinah usai peristiwa Hudaibiya itu.
Sekitar dua pekan kemudian, Rasul bahkan memimpin sendiri ekspedisi
militer menuju Khaibar, daerah sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah.
Khaibar adalah daerah subur yang menjadi benteng utama Yahudi di
jazirah Arab. Terutama setelah Yahudi di Madinah ditaklukkan oleh
Rasulullah.
Yahudi
tak mempunyai cukup kekuatan untuk menggempur kaum Muslimin. Namun
mereka cerdik. Mereka mampu menyatukan musuh-musuh Muhammad dari
berbagai kabilah yang sangat kuat. Hal itu terbukti pada Perang Khandaq.
Bagi warga Muslim di Madinah, Yahudi lebih berbahaya dibanding
musuh-musuh lainnya.
Maka
Muhammad menyerbu ke jantung pertahanan musuh. Suatu pekerjaan yang tak
mudah dilakukan. Pasukan Romawi yang lebih kuat pun tak mampu
menaklukkan benteng Khaibar yang memiliki sistem pertahanan
berlapis-lapis yang sangat baik. Sallam anak Misykam mengorganisasikan
prajurit Yahudi. Perempuan, anak-anak dan harta benda mereka tempatkan
di benteng Watih dan Sulaim. Persediaan makanan dikumpulkan di benteng
Na'im. Pasukan perang dikonsentrasikan di benteng Natat. Sedangkan
Sallam dan para prajurit pilihan maju ke garis depan.
Sallam
tewas dalam pertempuran itu. Tapi pertahanan Khaibar belum dapat
ditembus. Muhammad menugasi Abu Bakar untuk menjadi komandan pasukan.
Namun gagal. Demikian pula Umar. Akhirnya kepemimpinan komando
diserahkan pada Ali.
Di
Khaibar inilah nama Ali menjulang. Keberhasilannya merenggut pintu
benteng untuk menjadi perisai selalu dikisahkan dari abad ke abad. Ali
dan pasukannya juga berhasil menjebol pertahanan lawan. Harith bin Abu
Zainab -komandan Yahudi setelah Sallam-pun tewas. Benteng Na'im jatuh ke
tangan pasukan Islam.
Setelah
itu benteng demi benteng dikuasai. Seluruhnya melalui pertarungan
sengit. Benteng Qamush kemudian jatuh. Demikian juga benteng Zubair
setelah dikepung cukup lama. Semula Yahudi bertahan di benteng tersebut.
Namun pasukan Islam memotong saluran air menuju benteng yang memaksa
pasukan Yahudi keluar dari tempat perlindungannya dan bertempur
langsung. Benteng Watih dan Sulaim pun tanpa kecuali jatuh ke tangan
pasukan Islam.
Yahudi
lalu menyerah. Seluruh benteng diserahkan pada umat Islam. Muhammad
memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh
kekayaannya, kecuali Kinana bin Rabi' yang terbukti berbohong saat
dimintai keterangan Rasulullah.
Perlindungan
itu tampaknya sengaja diberikan oleh Rasulullah untuk menunjukkan beda
perlakuan kalangan Islam dan Nasrani terhadap pihak yang dikalahkan.
Biasanya, pasukan Nasrani dari kekaisaran Romawi akan menghancurludeskan
kelompok Yahudi yang dikalahkannya. Sekarang kaum Yahudi Khaibar diberi
kemerdekaan untuk mengatur dirinya sendiri sepanjang mengikuti garis
kepemimpinan Muhammad dalam politik.
Muhammad
sempat tinggal beberapa lama di Khaibar. Ia bahkan nyaris meninggal
lantaran diracun. Diriwayatkan bahwa Zainab binti Harith menaruh dendam
pada Muhammad. Sallam, suaminya, tewas dalam pertempuran Khaibar. Zainab
lalu mengirim sepotong daging domba untuk Muhammad. Rasulullah sempat
mengigit sedikit daging tersebut, namun segera memuntahkannya setelah
merasa ada hal yang ganjil. Tidak demikian halnya dengan sahabat Rasul,
Bisyri bin Bara. Ia meninggal lantaran memakan daging tersebut.
Khaibar
telah ditaklukkan. Rombongan pasukan Rasulullah kembali ke Madinah
melalui Wadil Qura, wilayah yang dikuasi kelompok Yahudi lainnya.
Pasukan Yahudi setempat mencegat rombongan tersebut. Sebagaimana di
Khaibar, mereka kemudian ditaklukkan pula. Sedangkan Yahudi Taima' malah
mengulurkan tawaran damai tanpa melalui peperangan.
Dengan
penaklukan tersebut, Islam di Madinah telah menjadi kekuatan utama di
jazirah Arab. Ketenangan masyarakat semakin terwujud. Dengan demikian,
Muhammad dapat lebih berkonsentrasi dalam dakwah membangun moralitas
masyarakat.